Home > Cerbung > Romansa Senandung Pagi (Episode 9: Awal Baru)

Romansa Senandung Pagi (Episode 9: Awal Baru)

Romansa Senandung Pagi

Pagi itu, langit Jakarta berwarna keemasan saat matahari mulai terbit. Dian berdiri di stasiun dengan perasaan yang campur aduk. Hari ini adalah hari terakhir Bima di Jakarta sebelum berangkat ke luar negeri untuk pekerjaan barunya. Meski perasaan berat, Dian berusaha untuk tetap tegar.

Ketika Bima tiba di stasiun, mereka saling menyapa dengan senyum lembut. “Selamat pagi, Dian,” kata Bima dengan nada yang lebih lembut dari biasanya.

“Selamat pagi, Bima,” balas Dian sambil tersenyum. Mereka masuk ke dalam kereta, duduk di tempat biasa, dan menghabiskan perjalanan dalam keheningan yang nyaman.

Banner Ruparupa Special Online

Advertisement

Setibanya di Stasiun Sudirman, Bima menggenggam tangan Dian. “Dian, terima kasih atas semua dukungan dan cintamu. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa melewati ini tanpamu.”

Dian merasakan air mata menggenang di matanya. “Aku akan selalu ada untukmu, Bima. Kita akan menghadapi ini bersama, meski dari jarak jauh.”

Bima mengangguk, matanya juga berkilat dengan emosi. “Aku janji akan tetap berhubungan dan kembali sesegera mungkin. Kita bisa melewati ini, aku yakin.”

Dian tersenyum, meskipun hatinya berat. Mereka berdua tahu bahwa ini bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan baru yang penuh tantangan dan harapan.

Baca juga:  Romansa Senandung Pagi (Episode 4: Riak di Balik Kesibukan)

Di kantor, Dian mencoba fokus pada pekerjaannya, tapi pikirannya terus-menerus melayang pada Bima. Mira, yang telah mengetahui rencana keberangkatan Bima, mendekati Dian saat istirahat siang.

“Dian, bagaimana perasaanmu?” tanya Mira dengan penuh perhatian.

“Rasanya campur aduk, Mira. Aku bahagia untuk Bima, tapi juga sedih karena harus berpisah sementara,” jawab Dian dengan jujur.

Mira menepuk bahu Dian dengan lembut. “Kamu kuat, Dian. Jarak bukan penghalang jika kalian benar-benar saling mencintai.”

Dian tersenyum, merasa sedikit terhibur oleh kata-kata Mira. Hari itu berjalan lambat, namun Dian mencoba untuk tetap sibuk. Setiap pesan dari Bima memberikan semangat tambahan baginya.

Sore harinya, setelah jam kerja berakhir, Dian bergegas ke stasiun untuk menemui Bima. Mereka berencana makan malam bersama sebelum Bima berangkat ke bandara. Di restoran kecil yang nyaman, mereka menikmati hidangan terakhir bersama di Jakarta.

“Dian, aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa mengungkapkan betapa berharganya kamu bagiku,” kata Bima dengan suara yang bergetar.

Baca juga:  Teman Dunia Maya (Episode 3: Menguak Misteri)

“Aku juga merasakan hal yang sama, Bima. Aku sangat bersyukur bisa mengenal dan mencintaimu,” balas Dian dengan mata yang penuh air mata kebahagiaan dan kesedihan.

Makan malam itu penuh dengan percakapan yang hangat dan penuh kasih. Mereka berbicara tentang masa depan, rencana-rencana yang ingin mereka capai, dan bagaimana mereka akan tetap terhubung meski terpisah oleh jarak.

Ketika waktu tiba bagi Bima untuk pergi ke bandara, mereka saling berpelukan erat. “Aku akan merindukanmu setiap hari,” bisik Dian.

“Aku juga, Dian. Sampai kita bertemu lagi, tetaplah kuat dan jaga dirimu,” balas Bima dengan suara parau.

Mereka berpisah dengan hati yang penuh cinta dan harapan. Meskipun perpisahan ini berat, mereka tahu bahwa ini adalah awal baru bagi hubungan mereka. Jarak mungkin memisahkan tubuh mereka, tetapi hati mereka tetap terhubung erat.

Di hari-hari berikutnya, Dian menemukan cara baru untuk tetap terhubung dengan Bima. Mereka sering berbicara melalui panggilan video, berbagi cerita dan momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari. Dian juga menemukan kekuatan baru dalam dirinya, menjalani hari-hari dengan semangat dan tekad yang lebih besar.

Baca juga:  Cinta Editor untuk Sang Penulis (Episode 5: Rahasia Terungkap di Malam yang Mencekam)

Bima, di sisi lain, menemukan bahwa meskipun berada di negara yang berbeda, kehadiran Dian selalu ada dalam hatinya. Setiap pesan, panggilan, dan dukungan dari Dian memberinya kekuatan untuk menghadapi tantangan baru di tempat kerjanya.

Kisah Dian dan Bima adalah bukti bahwa cinta sejati bisa mengatasi segala rintangan. Meskipun jarak memisahkan mereka secara fisik, mereka tahu bahwa selama mereka saling mencintai dan mendukung, tidak ada yang bisa menghentikan mereka.

Dalam perjalanan hidup yang penuh liku ini, Dian dan Bima menemukan bahwa setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Dengan hati yang penuh cinta dan harapan, mereka melangkah maju, siap menghadapi apapun yang datang di masa depan.

TAMAT

Silahkan baca cerbung menarik lainnya;

Lihat juga novel menarik di Gramedia.

Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?

Ayo, bergabung sekarang! Gratis!

RajaBackLink.com

Advertisement

Banner Rupa Rupa

Advertisement

You may also like
Romansa Senandung Pagi
Romansa Senandung Pagi (Episode 8: Saat-Saat Menentukan)
Romansa Senandung Pagi
Romansa Senandung Pagi (Episode 7: Momen Kebahagiaan yang Rapuh)
Romansa Senandung Pagi
Romansa Senandung Pagi (Episode 6: Persimpangan Takdir)
Romansa Senandung Pagi
Romansa Senandung Pagi (Episode 5: Gejolak di Antara Kereta dan Kantor)

Leave a Reply

-Untuk kerjasama promosi, publikasi kegiatan, content placement, media partner, sponsored article, dan penayangan banner, silahkan hubungi e-mail: admin@liburasik.com-