Setelah menemukan bahwa Julian sebenarnya adalah Dede, Putri merasa campuran antara lega dan bingung. Di satu sisi, ia senang mengetahui identitas sebenarnya dari teman dekatnya di dunia maya. Di sisi lain, ia merasa bingung dan sedikit terluka karena Dede tidak jujur sejak awal. Namun, Putri memutuskan untuk memberi Dede kesempatan untuk menjelaskan dirinya.
Suatu hari, Putri mengajak Dede untuk bertemu di taman dekat sekolah setelah jam pelajaran selesai. Taman itu adalah tempat yang tenang, cocok untuk percakapan yang mereka butuhkan. Saat Dede tiba, Putri sudah duduk di bangku taman, menunggu dengan perasaan campur aduk.
“Hai, Putri,” sapa Dede dengan nada canggung.
“Hai, Dede,” balas Putri, mencoba tersenyum meskipun hatinya masih bingung. “Aku senang kamu datang.”
Mereka duduk dalam keheningan beberapa saat, hanya ditemani oleh suara angin yang berhembus lembut dan kicauan burung. Akhirnya, Putri memecah keheningan.
“Dede, aku masih bingung. Kenapa kamu merasa perlu menyembunyikan identitasmu dari aku?” tanyanya dengan nada lembut namun tegas.
Dede menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. “Putri, aku takut. Aku takut kamu tidak akan menerima diriku yang sebenarnya. Di dunia maya, aku bisa menjadi siapa saja, termasuk Julian yang penuh percaya diri. Tapi di dunia nyata, aku adalah Dede, siswa yang sering merasa terasing dan tidak percaya diri.”
Putri mendengarkan dengan seksama, merasakan setiap kata yang diucapkan Dede. “Dede, aku mengerti. Tapi aku berharap kamu bisa lebih jujur padaku sejak awal. Aku merasa seperti ada dinding antara kita.”
“Aku minta maaf, Putri,” kata Dede dengan suara bergetar. “Aku tidak ingin kehilangan persahabatan kita. Kamu adalah satu-satunya orang yang benar-benar membuatku merasa berarti. Tapi sekarang aku sadar, aku harus jujur jika aku ingin kita memiliki hubungan yang tulus.”
Putri merasa hatinya melembut. “Dede, aku tidak marah padamu. Aku hanya ingin kita bisa saling percaya. Aku ingin mengenal Dede yang sebenarnya, bukan hanya Julian.”
Dede tersenyum kecil, merasa sedikit lega. “Terima kasih, Putri. Kamu selalu membuat segalanya lebih baik.”
Seiring berjalannya waktu, Putri dan Dede mulai sering menghabiskan waktu bersama, baik di sekolah maupun di luar. Meskipun ada beberapa teman yang merasa heran melihat kedekatan mereka, Putri tidak peduli. Dia tahu bahwa persahabatannya dengan Dede jauh lebih penting daripada opini orang lain.
Suatu hari, ketika mereka sedang duduk di kantin, salah satu teman sekelas mereka, Maya, menghampiri. “Hei, Putri. Aku lihat kamu sering bersama Dede akhir-akhir ini. Ada apa?”
Putri tersenyum dan menjawab dengan tenang, “Ya, Maya. Kami menjadi teman baik. Dede adalah orang yang sangat baik dan cerdas. Aku senang bisa berteman dengannya.”
Maya terlihat sedikit terkejut, namun ia tersenyum. “Aku senang mendengarnya, Putri. Aku harap kalian bahagia.”
Setelah Maya pergi, Dede menatap Putri dengan mata penuh rasa terima kasih. “Terima kasih, Putri. Aku sangat menghargai dukunganmu.”
“Tentu saja, Dede. Aku selalu ada untukmu,” jawab Putri sambil tersenyum.
Meskipun ada tantangan dan pertanyaan yang harus dihadapi, persahabatan mereka tumbuh semakin kuat setiap harinya. Putri menyadari bahwa kejujuran dan keterbukaan adalah kunci dari hubungan yang sejati. Dia belajar menerima Dede dengan segala kelebihan dan kekurangannya, sementara Dede belajar untuk lebih percaya diri dan jujur.
Di suatu malam yang tenang, Putri dan Dede kembali melakukan video call. Kali ini, percakapan mereka terasa lebih ringan dan penuh tawa. Mereka berbicara tentang impian dan masa depan, merencanakan banyak hal yang ingin mereka capai bersama.
“Putri, aku berterima kasih karena selalu ada di sampingku,” kata Dede dengan suara lembut. “Kamu adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki.”
Putri tersenyum lebar. “Aku juga merasa begitu, Dede. Persahabatan kita adalah hal yang paling berharga bagiku.”
Dengan begitu, misteri di balik identitas Julian terungkap, dan Putri berhasil mengatasi perasaan bingung dan terluka. Mereka berdua menyadari bahwa kejujuran dan keberanian untuk menjadi diri sendiri adalah dasar dari persahabatan yang kuat. Perjalanan mereka masih panjang, namun dengan saling mendukung, mereka yakin bisa menghadapi apapun yang datang. Dan dengan setiap langkah yang mereka ambil bersama, mereka menemukan bahwa persahabatan sejati adalah anugerah yang harus dijaga dan dihargai.
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!