Putri merasa semakin terikat dengan Julian. Setiap percakapan mereka membuat hatinya berdebar lebih kencang dan rasa penasaran yang tak kunjung reda. Namun, misteri di balik identitas Julian terus menghantuinya. Suatu malam, saat sedang merenung di kamarnya, Putri memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Dengan tekad yang kuat, Putri membuka laptopnya dan mulai mencari informasi. Ia memulai dengan memeriksa kembali semua pesan dan percakapan mereka, berharap menemukan petunjuk kecil yang mungkin terlewatkan. Di tengah pencariannya, Putri melihat foto di profil Julian sekali lagi. Wajah yang tersenyum itu tampak sangat familiar, namun Putri belum bisa mengingat di mana ia pernah melihatnya.
Suatu hari, saat sedang berjalan di lorong sekolah, Putri melihat seorang siswa bernama Dede. Dia adalah sosok yang pendiam dan jarang bergaul dengan teman-teman sekelas. Dede selalu tampak sibuk dengan buku-bukunya dan sering terlihat sendiri. Sekilas, Putri melihat wajah Dede dan merasa ada kemiripan dengan foto Julian di profilnya.
Pikiran Putri berputar-putar, menghubungkan titik-titik yang mulai tersambung. “Apakah mungkin Dede adalah Julian?” batinnya. Namun, Putri merasa ragu untuk langsung menanyakan hal tersebut. Ia tidak ingin membuat kesimpulan terburu-buru dan menimbulkan kesalahpahaman.
Keesokan harinya, Putri memutuskan untuk mengamati Dede lebih dekat. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik Dede dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentangnya. Saat istirahat makan siang, Putri melihat Dede duduk sendirian di pojok kantin, membaca buku. Putri memberanikan diri untuk mendekatinya.
“Hai, Dede. Boleh aku duduk di sini?” tanya Putri dengan suara lembut.
Dede mengangkat kepala dari bukunya dan tersenyum canggung. “Oh, tentu saja, Putri. Silakan duduk.”
Putri duduk dan mencoba membuka percakapan. “Kamu suka membaca, ya? Buku apa yang sedang kamu baca?”
Dede menunjukkan sampul buku yang sedang dibacanya. “Ini novel fiksi ilmiah. Aku sangat suka genre ini.”
Percakapan mereka berlanjut, dan Putri merasa semakin yakin bahwa Dede adalah Julian. Namun, ia masih belum punya bukti kuat. Ketika bel tanda akhir istirahat berbunyi, Putri pamit dan kembali ke kelas dengan banyak pertanyaan di kepalanya.
Malam harinya, Putri memberanikan diri untuk bertanya lebih lanjut kepada Julian. “Julian, aku perlu bertanya sesuatu yang penting. Apakah kamu bersekolah di sekolah yang sama denganku?”
Julian terdiam sejenak sebelum membalas. “Kenapa kamu bertanya begitu, Putri?”
“Aku hanya merasa ada banyak kesamaan. Tolong, Julian. Aku butuh kejelasan,” balas Putri dengan perasaan campur aduk.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti seabad, Julian akhirnya menjawab. “Ya, Putri. Aku memang bersekolah di sekolah yang sama denganmu. Tapi ada alasan kenapa aku menyembunyikan identitasku.”
Hati Putri berdebar kencang. “Kenapa, Julian? Kenapa kamu tidak pernah mengatakan yang sebenarnya?”
“Karena aku takut kamu tidak akan menerima diriku yang sebenarnya,” jawab Julian. “Nama asliku adalah Dede. Aku selalu merasa tidak percaya diri dan cemas di dunia nyata. Identitas Julian memberiku keberanian yang tidak aku miliki sebagai Dede.”
Putri terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Julian. “Dede, aku mengerti sekarang. Tapi kamu tidak perlu bersembunyi dariku. Aku menghargai dirimu yang sebenarnya.”
Dede merasa lega dan berterima kasih. “Terima kasih, Putri. Aku sangat menghargai pengertianmu. Aku berharap kita bisa tetap menjadi teman, bahkan setelah kamu tahu siapa aku sebenarnya.”
“Kita pasti bisa, Dede. Aku senang akhirnya bisa mengenalmu lebih baik,” jawab Putri dengan tulus.
Keesokan harinya, Putri dan Dede mulai berinteraksi lebih sering di sekolah. Mereka belajar bersama dan berbagi cerita seperti biasa, namun kini tanpa ada lagi rahasia di antara mereka. Meskipun perjalanan ini penuh dengan teka-teki dan kebingungan, akhirnya Putri menemukan jawaban yang ia cari. Persahabatannya dengan Julian, atau Dede, kini terasa lebih kuat dan jujur.
Namun, cerita ini belum berakhir. Putri masih harus menghadapi reaksi dari teman-teman sekolahnya ketika mereka tahu tentang Dede dan Julian. Perjalanan mereka masih panjang, dan banyak hal yang harus mereka lalui bersama. Yang pasti, Putri merasa siap menghadapi apapun yang akan datang, dengan Dede di sisinya sebagai sahabat sejati.
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!