Gunung Semeru adalah gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Semeru juga dikenal sebagai Mahameru, yang berarti The Great Mountain. Nama itu berasal dari mitos Hindu-Budha, Meru atau Sumeru, artinya tempat tinggal para dewa.
Ya, sesuai dengan cerita bahwa semeru merupakan tempat tinggal para dewa, menasbihkan tempat ini memang memberikan panorama keindahan tiada cela.
Pintu pertama menuju Puncak Mahameru adalah melalui Kota Malang atau Lumajang yang membawa ke Tumpang.
Dari Tumpang, kita akan dibawa ke Ranu Pani (Ranu Pane), desa terakhir di kaki gunung Semeru. Perjalanan selama kurang lebih 3 jam ditempuh dengan jeep/truk sayuran. Perjalanan ke Ranu Pani searah dengan ke Bromo yakni melewati Desa Ngadas. Sepanjang perjalanan menuju Ranu Pani, kita akan melihat kondisi berliku-liku dan menanjak, yang melewati bukit. Disajikan garis lukisan nan indah dari Sang Pencipta. Di pos Ranu Pani, para pendaki harus melakukan perijinan. Di sini, suasana dingin dan Mahameru sudah menanti dengan begitu megah dan gagah.
Setelah beberapa perjalanan jauh dan kelelahan mendera, jangan kuatir, karena selanjutnya kita akan disuguhkan pemandangan yang begitu amat mempesona, Ranu Kumbolo namanya. Sebuah danau alami yang berada ditengah gunung dengan ketinggian 2400 mdpl. Melihat Ranu Kumbolo dengan air beningnya, kita akan menyadari batas air dan cakrawala langit biru begitu tipis dengan cantiknya. Sungguh kuasa Tuhan yang sangat tidak terhingga indahnya.
Rasa-rasa ingin berlama-lama disana merupakan hal yang lumrah bagi para pendaki. Lanjut perjalanan, kita akan melewati Tanjakan Cinta. Ya, anda tidak sedang salah membaca.
Tanjakan Cinta yang memiliki mitos yang kental, sebenarnya bukit yang harus dilewati dari Ranu Kumbolo ke Oro Oro Ombo dengan Mahameru berdiri di baliknya, dalam hamparan langit biru. Mitos menyebutkan “barangsiapa yang bisa melewati tanjakan ini tanpa menengok kebelakang / kebawah sambil memikirkan sosok yang diidamkan maka cinta nya akan abadi”.
Lalu bagaimana dengan si jomblo ?? Semoga gak akan men-Jomblo abadi ya ??
Oro Oro Ombo (padang savana luas) adalah jalur berikutnya menuju Mahameru. Jalur di Oro Oro Ombo tidak begitu menyusahkan karena kita akan melewati padang yang begitu luas dengan hamparan rumput dan lavender. Sampai di sini, jangan lewatkan untuk melihat pemandangan luar biasa di sekitar kita. Selama berjalan di Oro Oro Ombo, Mahameru akan mengintip di balik bukit yang membentang. Seakan menunggu para pemberani menyapanya di atas.
Melewati Oro Oro Ombo, kita akan disambut oleh Cemoro Kandang dan kemudian pos Jambangan. Di sini, kita akan semakin merasa ‘merinding’ karena kubah Mahameru sudah berdiri di depan, melihat bukti kebesaran Illahi yang akan segera didaki. Tidak hanya itu, salah satu yang membuat Jambangan begitu luar biasa adalah hamparan sang bunga abadi, yaitu Edelweis.
Setelahnya, kita akan sampai di Kalimati. Titik camp dan pos terakhir sebelum akhirnya para pendaki benar-benar mendaki pada malam hari, untuk mencapai puncak tertinggi di Jawa.
Saat malam tiba, sekitar pukul 23.00, kita akan bersiap untuk benar-benar mendaki Sang Mahameru. Dimulai dengan rute menuju Arcapadha (Arcopodo). Dinamakan Arcapadha (Arcopodo), karena di pos ini ada dua buah arca (patung) kembar yang misterius. Gosipnya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya . Menuju Arcapadha sangatlah berat, kita akan melewati turunan dan hutan, yang kemudian disambut tanjakan yang sangat terjal dan berdebu. Memang, Semeru merupakan gunung berapi yang masih aktif.
Selamat datang di atap Pulau Jawa. Selamat datang di Mahameru, tempat tertinggi 3.676 mdpl yang membuat kita tak bisa berkata-kata karena sangat luar biasa. Seperti lirik lagu Dewa 19,”Mahameru sadarkan angkuhnya manusia“, di sini kamu akan menyadari betapa manusia itu tak ada apa-apanya dalam kuasa Tuhan. Hamparan lautan awan yang sangat indah dan cuaca dingin Mahameru membuktikan sebuah ungkapan, “Jika manusia mencari di mana Tuhan-nya, mereka harus naik ke puncak gunung.”
Itulah sedikit pengalaman tentang perjalanan, kesetiaan, kesabaran juga ketulusan. Dimana kita akan merasa sangat kecil jika dibanding dengan betapa hebat dan indahnya segala ciptaan-Nya. Perjalanan yang menyadarkan tentang arti kesetiakawanan, perjalanan yang menyadarkan tentang arti persaudaraan, perjalanan yang menyadarkan tentang betapa hebatnya cinta dan ketulusan dalam mencapai sesuatu.
Satu pesan jika para pembaca ingin ataupun sudah kesana, jangan pernah puas diri atau sombong hanya untuk hal-hal yang sudah diperoleh. Kita harus terus bergerak untuk mencapai tujuan dalam hidup yang sebenarnya.
Karena hakekatnya keindahan alam harusnya dinikmati dan dijaga bukan malah dirusak ☺
….Salam untuk Pecinta Alam Nusantara….
-ditulis oleh: Ridho Prasojo
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!