Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong masyarakat dan pelaku parekraf Indonesia untuk memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi seoptimal mungkin, sebagai alat untuk memonitor dan melacak penyebaran COVID-19.
Dalam Rapat Pembahasan Pelaksanaan Protokol Kesehatan dan Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi yang digelar secara daring pada Selasa (14/12), Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan pengendalian penyebaran COVID-19 dan pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan seimbang.
Fadjar menngatakan, tidak ingin ekonomi berhenti. Tapi di satu sisi, tetap harus waspada dan hati-hati. Salah satu alat untuk mengendalikan laju COVID-19 di Indonesia ialah aplikasi PeduliLindungi. Seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan juga para pelaku parekraf perlu memanfaatkan aplikasi ini untuk memantau penyebaran COVID-19.
Segala upaya, termasuk aplikasi terkini itu sangat diperlukan sebagai salah satu langkah penanganan risiko COVID-19. Juga untuk mendorong segera teratasinya pandemi sehingga terjadi pemulihan ekonomi, tercipta lapangan kerja. Kebijaka yang disusun harus tepat manfaat, sasaran, dan tepat waktu.
“Penggunaan QR code PeduliLindungi hanyalah sebuah alat yang dalam hal ini dimaksud untuk menekan laju penyebaran COVID-19. Sebagai sebuah alat, efektivitasnya tergantung pada kita semua, sesuai fungsinya atau tidak,” kata Fadjar.
Lanjut Fadjar, pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi secara maksimal dan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin, juga merupakan bentuk kewaspadaan bersama terhadap varian baru, yaitu Omnicron. Aktivitas sehari-hari perlu dilakukan dengan penuh kewaspadaan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana mengajak agar seluruh pemangku kepentingan, dalam hal ini Dinas Pariwisata kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengawasan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi di destinasi-destinasi wisata, restoran, dan hotel.
“Jadi memang tugas ini tidak hanya tugas dari petugas hotel dan restoran saja. Tapi juga kita harus berperan mengingatkan. Karena, kalau kita hanya bergantung kepada para petugas tersebut, hasilnya tidak akan optimal,” ungkap Hayun.
Rapat ini juga dihadiri oleh Staf Khusus Menkomarves Bidang Hubungan Internasional dan Perjanjian Internasional, M Firman Hidayat; Sekjen PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), Maulana Yusran; serta para perwakilan pelaku parekraf dan Dinas-dinas pariwisata seluruh Indonesia.(*/par/dwi)
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!