Home > Cerbung > Hingga Detik Berakhir (Episode 5: Detik-Detik Terakhir)

Hingga Detik Berakhir (Episode 5: Detik-Detik Terakhir)

Hingga Detik Berakhir

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan meskipun Nadine selalu berusaha terlihat ceria, Rehan tahu bahwa kondisinya semakin memburuk. Setiap saat bersama menjadi lebih berharga, dan Rehan bertekad untuk membuat setiap detik yang mereka miliki menjadi istimewa.

Suatu pagi yang cerah, Rehan menjemput Nadine untuk perjalanan terakhir dari daftar yang mereka buat bersama: mendaki bukit kecil di pinggiran kota. Meski Nadine terlihat lelah, semangatnya tetap tinggi. “Aku ingin melihat matahari terbit dari puncak bukit itu,” kata Nadine dengan senyum yang penuh harapan.

Rehan membantu Nadine naik ke bukit dengan hati-hati. Mereka berjalan pelan, menikmati setiap langkah dan berbicara tentang banyak hal, mulai dari mimpi-mimpi mereka hingga kenangan indah yang telah mereka ciptakan bersama. Setiap langkah terasa berat, tapi semangat mereka tidak pernah surut.

Banner Ruparupa Special Online

Advertisement

Akhirnya, setelah perjuangan yang melelahkan, mereka tiba di puncak bukit tepat saat matahari mulai terbit. Cahaya keemasan menerangi wajah mereka, memberikan pemandangan yang begitu indah dan damai. Nadine memandang matahari terbit dengan mata berkaca-kaca. “Ini begitu indah, Rehan. Terima kasih sudah membawaku ke sini.”

Baca juga:  Jejak Cahaya di Sekolah (Episode 3:Jalan Menuju Kebijaksanaan)

Rehan merasakan kebahagiaan dan kesedihan bercampur menjadi satu. “Aku juga merasa bersyukur bisa berbagi momen ini denganmu, Nadine.”

Mereka duduk bersama, menikmati keindahan alam dan kebersamaan yang begitu berarti. Nadine meletakkan kepalanya di bahu Rehan, merasa nyaman dan tenang. “Aku berharap bisa tinggal di sini selamanya,” bisik Nadine.

Rehan menggenggam tangan Nadine erat-erat. “Kamu akan selalu ada dalam hati dan pikiranku, Nadine. Kenangan kita akan selalu hidup.”

Hari-hari setelah perjalanan itu terasa semakin berat bagi Nadine. Kesehatannya semakin menurun, dan dia harus menghabiskan lebih banyak waktu di rumah sakit. Rehan tetap setia mendampingi, memberikan dukungan dan cinta yang tak terbatas. Setiap hari, dia membawa bunga-bunga favorit Nadine dan buku-buku yang mereka sukai.

Suatu malam, saat mereka sedang duduk di kamar rumah sakit, Nadine tiba-tiba berkata, “Rehan, aku ingin kamu berjanji padaku sesuatu.”

Baca juga:  Jejak Cahaya di Sekolah (Episode 4: Menemukan Jati Diri)

“Apa itu, Nadine?” tanya Rehan dengan lembut.

“Aku ingin kamu terus mengejar impianmu, meski aku tidak ada di sisimu lagi. Buatlah karya seni yang indah dan inspirasikan banyak orang. Aku percaya kamu bisa melakukannya,” kata Nadine dengan suara penuh harap.

Rehan merasakan air mata mengalir di pipinya. “Aku berjanji, Nadine. Aku akan mewujudkan impianku dan membuatmu bangga.”

Malam itu, mereka berbicara hingga larut, berbagi kenangan dan impian. Meski kesedihan menghantui, Rehan merasakan kedamaian dalam hatinya karena dia tahu bahwa cinta dan persahabatan mereka akan selalu abadi.

Beberapa hari kemudian, Nadine semakin lemah. Rehan duduk di sampingnya, menggenggam tangan Nadine dengan penuh kasih. “Aku selalu di sini, Nadine,” bisik Rehan.

Nadine tersenyum lemah. “Terima kasih, Rehan. Kamu adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki.”

Dengan mata berkaca-kaca, Rehan memandang Nadine. “Kamu juga sahabat terbaikku, Nadine.”

Saat matahari mulai terbenam, Nadine mengambil napas dalam-dalam dan menutup matanya. “Selamat tinggal, Rehan. Aku akan selalu mengingatmu.”

Baca juga:  Cinta Editor untuk Sang Penulis (Episode 3: Pertarungan di Kantor)

Rehan merasakan kesedihan yang mendalam saat Nadine menghembuskan napas terakhirnya. Tapi di tengah kesedihan itu, ada kedamaian yang mengalir. Dia tahu bahwa Nadine telah pergi dengan damai, membawa semua kenangan indah mereka bersama.

Hari-hari setelah kepergian Nadine terasa sepi dan sunyi bagi Rehan. Tapi dia berjanji untuk melanjutkan hidupnya dengan semangat dan keberanian yang telah dia pelajari dari Nadine. Dia mulai bekerja keras untuk mengejar impiannya sebagai seniman, menciptakan karya seni yang indah dan menginspirasi banyak orang.

Kenangan tentang Nadine tetap hidup dalam setiap karya seni yang dia buat. Rehan tahu bahwa meski Nadine telah pergi, cinta dan persahabatan mereka akan selalu abadi. Dan dengan setiap lukisan, dia merasa seolah Nadine masih ada di sisinya, mendukung dan menginspirasinya.

TAMAT

Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?

Ayo, bergabung sekarang! Gratis!

RajaBackLink.com

Advertisement

Banner Rupa Rupa

Advertisement

You may also like
Hingga Detik Berakhir
Hingga Detik Berakhir (Episode 4: Perjuangan Bersama)
Hingga Detik Berakhir
Hingga Detik Berakhir (Episode 3: Menguak Rahasia)
Hingga Detik Berakhir
Hingga Detik Berakhir (Episode 2: Kebersamaan yang Berharga)
Hingga Detik Berakhir
Hingga Detik Berakhir (Episode 1: Pertemuan Tak Terduga)

Leave a Reply

-Untuk kerjasama promosi, publikasi kegiatan, content placement, media partner, sponsored article, dan penayangan banner, silahkan hubungi e-mail: admin@liburasik.com-