Setelah pengungkapan rahasia Nadine, Rehan bertekad untuk tidak membiarkan penyakitnya menghalangi kebahagiaan mereka. Dia ingin mendukung Nadine dalam setiap langkahnya dan membuat setiap momen yang mereka habiskan bersama menjadi lebih berharga.
Suatu pagi yang cerah, Rehan menjemput Nadine untuk pergi ke taman kota. “Ayo, hari ini kita akan membuat daftar hal-hal yang ingin kita lakukan bersama,” kata Rehan dengan semangat.
Nadine tersenyum lebar. “Aku suka ide itu! Mari kita lakukan!”
Mereka duduk di bangku taman dengan secangkir kopi panas dan selembar kertas. Rehan memulai dengan menulis beberapa hal yang dia tahu Nadine sukai: mengunjungi galeri seni, mencoba makanan baru, dan menonton film favorit mereka di bioskop. Nadine menambahkan beberapa ide yang lebih berani: perjalanan ke pantai, bersepeda di sekitar kota, dan bahkan mencoba mendaki bukit kecil di pinggiran kota.
Setiap akhir pekan, mereka berusaha untuk mencoret satu per satu dari daftar mereka. Salah satu petualangan mereka adalah mengunjungi galeri seni lokal yang mengadakan pameran. Nadine sangat bersemangat melihat karya seni dari seniman lokal dan berbagi pandangannya dengan Rehan. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam berkeliling, berbicara tentang inspirasi dan keindahan seni.
“Aku merasa hidup kembali setiap kali melihat karya seni seperti ini,” kata Nadine dengan mata berbinar.
Rehan tersenyum. “Aku senang bisa berbagi momen ini denganmu, Nadine.”
Namun, meskipun mereka berusaha menjalani hari-hari dengan kebahagiaan, ada saat-saat di mana Nadine harus berurusan dengan kondisi kesehatannya. Rehan selalu ada di sana untuknya, menemani Nadine ke rumah sakit dan memastikan dia mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Suatu hari, setelah sesi perawatan yang melelahkan, Nadine tampak sangat lelah. Rehan menggenggam tangannya erat-erat. “Kamu tahu, Nadine, kamu adalah orang terkuat yang pernah aku kenal.”
Nadine tersenyum lemah. “Aku hanya mencoba menikmati hidupku, Rehan. Kamu membuatnya lebih mudah dengan selalu berada di sisiku.”
Mereka kembali ke rumah Nadine dan duduk di sofa, menikmati keheningan yang nyaman. Nadine meletakkan kepalanya di bahu Rehan. “Aku sangat bersyukur punya teman seperti kamu, Rehan.”
Rehan mengusap rambut Nadine dengan lembut. “Aku juga bersyukur bisa mengenalmu, Nadine. Kamu mengajarkan aku banyak hal tentang kehidupan dan kebahagiaan.”
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Rehan semakin merasa bahwa waktu mereka bersama sangat berharga. Setiap momen bersama Nadine adalah kenangan yang akan selalu dia simpan dalam hatinya. Mereka merayakan ulang tahun Nadine dengan kejutan kecil di rumahnya, mengundang beberapa teman dekat dan menikmati malam yang penuh tawa dan kebahagiaan.
Namun, kondisi Nadine tidak selalu baik. Ada saat-saat di mana dia merasa sangat sakit dan lelah, tetapi semangatnya tidak pernah pudar. Rehan selalu ada di sampingnya, memberikan dukungan dan cinta yang tak terbatas. Mereka menghadapi setiap hari dengan keberanian dan kebahagiaan, tidak peduli seberapa sulitnya tantangan yang harus mereka lalui.
Suatu sore, saat mereka duduk di taman yang sama, Nadine berkata, “Rehan, aku merasa hidupku lebih berarti karena kamu. Kamu membuat setiap hari terasa spesial.”
Rehan merasakan air mata mengalir di pipinya. “Nadine, kamu adalah inspirasiku. Aku akan selalu berada di sisimu, apapun yang terjadi.”
Mereka duduk dalam keheningan, menikmati kebersamaan yang begitu berharga. Rehan tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, tetapi dia siap menghadapi semuanya bersama Nadine. Perjuangan mereka tidak hanya tentang melawan penyakit, tetapi juga tentang merayakan setiap momen kehidupan yang mereka miliki.
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!