Halo teman-teman…, aku ingin bercerita tentang liburan ke Pulau Bangka. Waktu itu, aku pergi dengan Ayah dan Bunda. Kalau tidak salah, di akhir Januari 2018. Di sana, aku menghabiskan waktu selama tiga hari. Ada beberapa tempat wisata yang dikunjungi. Salah satunya adalah Pantai Penyusuk.
Aku berangkat dari Palembang, naik pesawat pagi hari. Pesawat lepas landas dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II kemudian mendarat di Bandara Depati Amir, Kota Pangkal Pinang, Pulau Bangka. Perjalanan naik pesawat sekitar 30-an menit. Di parkiran Bandara Depati Amir, ada orang yang sudah menunggu. Tadinya aku kira, orang itu temannya ayah. Ternyata bukan. Ayah bilang kalau orang itu mengantarkan mobil sewa-an. Oohhhh begitu. Ayah sudah memikirkan transportasi selama liburan di Pulau Bangka. Ayah memang hebat…
Mobil disopiri sendiri oleh Ayah. Dari bandara, mobil menuju ke pusat kota dan berkeliling sebentar sebelum menuju hotel. Sampai hotel, akupun beritirahat.
Berwisata ke Pantai Penyusuk, dilakukan keesokan harinya (hari kedua), setelah di hari pertama aku mengunjungi beberapa tepat wisata lain.
Aku berangkat jam 7 pagi dari hotel. Oh..ya….,Pantai Penyusuk itu letaknya di Belinyu. Jaraknya sekitar 100-an km dari Pangkal Pinang. Namanya juga jalan-jalan, jadi, Ayah bawa mobilnya pelan. Aku pun sangat menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Pada saat melewati Kota Sungai Liat, Bunda menyarankan untuk mampir mencari makan dulu. Setelah makan, perjalanan pun dilanjutkan kembali.
Sampai di pantai, hari sudah siang. Matahari bersinar cukup terik. Untunglah angin berhembus cukup kencang. Di pinggir pantaipun, ada banyak pohon. Cukup untuk membuat udara menjadi tidak terlalu panas. Walaupun begitu, sebaiknya jangan lupa ya..,pakai krim tabir surya, untuk melindungi kulit dari sinar ultra violet matahari. Jika tidak, kulit kita bisa berubah menjadi kemerah-merahan, seperti terbakar. Aku pun kadang-kadang memakai topi yang lebar, karena cuma bawa satu maka bergantian dengan Bunda. Selain itu, juga memakai kaos lengan panjang dan kaca mata hitam supaya tidak silau. Gaya ya… 🙂
Pengunjung di Pantai Penyusuk tidak terlalu ramai. Mungkin karena waktu itu bukan liburan sekolah. Tapi, malah enak sepi begitu. Aku jadi bisa puas bermain-main di pantai. Wuiihh…serasa milik sendiri 🙂
Aku langsung bermain pasir di tepi pantai. Pasirnya sangat halus dan bersih sekali. Aku tidur-tiduran di atas pasir. Pakaianpun jadi basah karena air laut. Seru banget….., bermain air dan pasir. Selain pasir yang halus, Pantai Penyusuk di penuhi oleh batu-batu yang besar. Ada yang di pinggir pantai, ada juga yang agak ke tengah. Bunda beberapa kali mengajak selfie di atas beberapa batu.
Hari semakin siang, perut sudah merasa lapar. Bunda mengajak pergi ke warung yang ada di pinggir pantai. Warungnya tidak banyak, hanya ada beberapa saja. Ternyata warung-warung itu hanya menjual makanan dan minuman. Tidak ada yang menjual nasi. Akhirnya aku pun makan siang tidak pakai nasi tapi pakai pempek yang dijual di sana. Seperti kebiasaanku di Palembang..,kadang-kadang aku tidak makan nasi, tapi cukup dengan pempek. Hiihiihii..Palembang banget ya…. 🙂
Di sebelah barat pantai terlihat beberapa pulau kecil. Ayah mencari informasi tentang pulau-pulau tersebut. Ternyata lagi..,pulau tersebut boleh dikunjungi oleh wisatawan. Dengan perahu motor nelayan, aku pun nyeberang ke salah satu pulau, Pulau Putri namanya. Sekitar 15 menit, sampailah di pulau tersebut.
Pemandangan di Pulau Putri juga tak kalah menarik. Selain menikmati pemandangan pulau, pengunjung juga dapat melihat pemandangan bawah air. Di sana, tersedia peralatan snorkling yang bisa disewa. Ayah dan Bunda bergantian melakukan snorkling. Kata Bunda, terumbu karang di bawah air bagus sekali. Tapi aku tidak bisa membayangkan sebagus apa, karena aku sendiri tidak ikut snorkling sampai ke tengah (…mungkin Bunda saja ya..,yang buat tulisan tentang Pulau Putri untuk dimuat di LiburAsik.com).
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Setelah beristirahat sebentar dan beberapa kali selfie, aku menyeberang kembali ke Pantai Penyusuk, meninggalkan Pulau Putri. Sampai di pantai, sedikit beres-beres, kemudian mobilpun melaju kembali ke arah Pangkal Pinang. Terasa capek sekali.., tapi hari itu merupakan pengalaman yang tak kan terlupakan. (Amirah Carisa Abinaya)
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!