Ketika berkunjung ke Kota Pematangsiantar, belum lengkap rasanya jika tak menjajal becak motor gede legendaris yang masih dapat kamu temui di sini. Becak motor ini lebih dikenal dengan sebutan Becak Siantar atau Betor.
Salah satu keunikan dari Sumatera Utara, khususnya daerah Siantar, adalah becak motor BSA (Birmingham Small Arms). Sejak puluhan tahun, becak BSA Siantar menjadi moda transportasi atau ojek yang paling digemari pada masanya. Tentu warga sekitar Siantar tidak asing lagi dengan moda transportasi ini.
Motor BSA berasal dari Inggris. Saat tentara Belanda menggunakan motor BSA pada masa penjajahan Belanda, menjadi awal masuknya ke Indonesia. Pada 1958, seorang transmigran membawa motor BSA ini dari Jawa Timur ke Kota Pematangsiantar yang kemudian digunakan sebagai becak sampai saat ini.

Foto: liburasik.com
Untuk itu, liburasik.com tak ingin ketinggalan mencoba sensasi berkeliling sekitar Stasiun Siantar menggunakan motor klasik beroda tiga ini. Secara khusus pun liburasik.com menyewa becak motor ini untuk menjajal ketangguhan becak BSA Siantar.
Tanpa berlama-lama, liburasik.com pun langsung diantar mengelilingi sekitar Stasiun Siantar oleh abang ojek BSA sambil menikmati suasana Kota Siantar dari atas motor BSA. Suara khas mesin BSA ini menjadi kesan tersendiri bagi pengunjung yang ingin menaikinya.
Sobat liburasik akan tertarik begitu pertama melihat becak BSA ini karena bentuknya sangat berbeda dengan becak-becak pada umumnya. Becak ini merupakan satu-satunya yang menggunakan motor gede dengan model sangat klasik dan antik, yang hanya ada di Pematangsiantar.
Karena keunikan dan sejarahnya, BSA kini dinobatkan sebagai ikon Kota Siantar. Meski telah resmi dijadikan ikon Kota Pematangsiantar, tak membuat motor peninggalan tentara Inggris ini hilang karena perkembangan zaman. Suara becak motor BSA kini semakin jarang terdengar meramaikan jalan kota terbesar kedua di Sumatera Utara.

Foto: liburasik.com

Foto: liburasik.com
Bapak Saridi merupakan salah satu pemilik sekaligus ojek BSA yang tetap bertahan. Ia menuturkan BSA tunggangannya ini merupakan keluaran 1953 yang ditinggalkan begitu saja oleh tentara Inggris. Meski perawatan kuda besi antik ini terbilang rumit, dirinya tetap mengurus BSA miliknya sebagai wujud mempertahankan peninggalan bersejarah.
“Dahulu, becak BSA ini digunakan oleh anggota Belanda untuk logistik perang,” kata Saridi.
Jumlah becak BSA ini pun ada ribuan. Namun, seiring perkembangan zaman, jumlahnya menyusut. Untuk jenis kapasitas mesinnya hanya ada dua jenis, yaitu 350 dan 500 cc. Becak BSA yang dimiliki Pak Saridi ini berjenis 350 cc.
Ia menambahkan jumlah BSA saat ini ada 70 dari 3.000 unit. Ini pengganti Sadu pada masanya. Pada 1975, Sadu sudah tidak boleh beroperasi dan penggantinya BSA sampai sekarang.
Untuk bisa menaiki becak BSA ini, kamu akan dikenai tarif tertentu, tergantung seberapa jauh lokasi yang ditempuh, ya!
So, bagi sobat liburasik yang penasaran ingin mencoba becak BSA ini, jangan lupa singgah ke Kota Pematangsiantar, ya! (Ans/L1)
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!