Kabupaten Wonogiri merupakan suatu wilayah yang terkenal dengan makanannya, yaitu nasi thiwul dan mie ayam. Daerah ini berada di arah tenggara Provinsi Jawa Tengah. Selain makanan, kota ini menyimpan banyak objek wisata bernuansa alam yang tentunya menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Pantai Sembukan.
Pantai ini merupakan salah satu jajaran pantai selatan yang wilayahnya berada di Desa Sembukan, Kecamatan Paranggupito dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pantai Sembukan belum banyak dikenal oleh wisatawan, karena merupakan salah satu pantai yang belum lama dikenalkan oleh warga sekitar.
Saat saya ke sana tahun lalu, akses menuju pantai masih sangat sederhana. Terlihat jalanan aspal setengah jadi atau baru saja digarap oleh pemerintah setempat dan rambu-rambu penunjuk arah hanya dibuat dengan kayu atau cabang pohon.
Sesampainya pada radius kurang lebih 300 meter dari pantai, saya beserta rombongan diberhentikan bapak-bapak yang ternyata adalah petugas loket masuk kawasan pantai. Di sana kami membeli tiket seharga Rp5.000 per orang dan barulah kami dapat melanjutkan perjalanan.
Menjelang pintu masuk wilayah pantai, terlihat ladang milik warga yang sengaja dijadikan tempat parkir untuk wisatawan. Biaya parkirnya pun sangat murah yaitu Rp2.000 untuk motor dan Rp3.000 untuk mobil. Walaupun baru berada di parkiran kami sudah bisa merasakan angin sejuk pantai di bawah banyaknya pohon kelapa.
Untuk menuju pantai, kami harus menuruni banyak anak tangga yang cukup sempit dan mengharuskan kami berjalan secara berbaris agar tidak menghalangi orang yang akan berjalan dari arah sebaliknya.
Dari ujung tangga, kami sudah bisa melihat panorama alam yang masih sangat asli dan alami. Air lautnya bening kebiruan dengan batu karang yang berada di bibir pantai. Ada juga bukit-bukit yang berada di samping kanan kiri pantai. Pepohonan hijau semakin menambah keindahan alam di sana.
Cuaca cerah pagi hari juga menambah kesan pertama saya kesana. Terlihat, banyak wisatawan sedang bermain pasir pantai, bermain air, dan tentunya mengabadikan momen dengan berfoto bersama teman atau kerabat.
Rasa penasaran saya yang tinggi membuat saya berlari untuk segera sampai di pantai. Hal itu membuat saya lalai terhadap papan peringatan yang ada di dekat tangga untuk berhati-hati karena tangga tersebut licin. Beruntungnya, saya diingatkan oleh bapak-bapak penjaga pantai agar tidak berlari karena itu berbahaya.
Di sana juga ada peringatan untuk tidak berenang dalam radius lebih dari 5 meter dari bibir pantai. Anak-anak umurnya masih di bawah 5 tahun juga tidak diperbolehkan berenang.
Sesampainya di bawah, saya merasa sangat senang karena dapat merasakan asrinya salah satu pantai Indonesia yang tentunya belum banyak diketahui orang. Saya bersenang-senang dengan bermain dan mengambil banyak foto. Hal itu membuat saya cukup lelah dan akhirnya memilih duduk di pinggir pantai dan membeli es kelapa tentunya.
Udara yang sejuk, pemandangan indah, suara ombak dan burung-burung yang saling bersautan membuat saya sangat nyaman dan betah di sana. Tak terasa hari semakin siang dan semakin banyak wisatawan yang berdatangan, sebagian besar diantara mereka adalah anak remaja yang berdomisili di daerah sekitar Wonogiri.
Menurut penduduk setempat, beberapa warga sekitar juga banyak yang menghabiskan waktunya dengan memancing di pantai ini. Selain panorama yang memukau, pantai ini juga dikenal dengan mitosnya.
Seperti halnya pantai selatan lainnya, Pantai Sembukan banyak dikunjungi orang untuk bermeditasi dan menjalani ritual adat ngalab berkah. Pantai Sembukan juga erat dengan mitos tentang ‘Nyi Roro Kidul’. Tak jarang, banyak tokoh spiritual yang datang ke tempat ini untuk melakukan ritual-ritual tertentu.
Selain itu, di pantai ini juga sering diadakan event tradisi lokal seperti Jelang 1 Suro, dan sangat ramai dengan aktivitas warga bersama dengan para abdi dalem keraton Surakarta serta pemerintah setempat dalam acara Larung Ageng, yaitu untuk memberikan sesaji bagi penguasa laut kidul dengan melarung sesaji tersebut ke laut.
Setelah masuk waktu Dzuhur, saya dan rombongan segera ke mushala yang berada di dekat pantai. Di dekat mushala juga terdapat bangunan pendopo serba guna yang sering digunakan warga setempat untuk acara-acara ritual, yang berupa tarian yang diiringi gamelan serta angklung. Acara tarian untuk ritual yang dilakukan warga setempat baik itu biasanya dilakukan untuk menyambut tamu atau wisartawan yang memesan acara ritual tersebut.
Di sana juga banyak tersedia kantin yang menjajakan makanan khas kota Gaplek Wonogiri seperti nasi thiwul, mie ayam dan bakso, nasi liwet gudangan, gendar pecel, keripik rumput laut, gula jawa asli dan banyak lagi jenis makanan tradisional lainya.
Untuk teman-teman yang tertarik ke sana, tidak perlu kawatir, karena sekarang sudah banyak kendaraan yang memudahkan akses menuju Pantai Sembukan. Tak hanya itu, banyak pula objek wisata menarik di Daerah Wonogiri yang tentunya menarik pula untuk dikunjungi seperti Waduk Gajah Mungkur, Museum Karst Dunia, dan banyak Goa-Goa Karst yang jarang sekali ada di tempat lain. Yang penting jangan abaikan larangan-larangan terkait kepercayaan masyarakat setempat tentang mitos di pantai ini. Paling tidak kita menghormati tradisi penduduk setempat.
Sebagai generasi muda, mari kita kenalkan kepada warga Indonesia dan dunia bahwa masih banyak tempat wisata di Indonesia yang belum banyak diketahui serta tidak kalah menariknya dengan destinasi wisata yang ada di mancanegara. (Aldaneva Reisika, Juara 2 & Kandidat Juara Kategori Favorit LMADWI 2108)
***
Silahkan baca artikel menarik lainnya:
- Nikmati Kembali Perjalanan AKAP dengan DAMRI Rute Palu-Gorontalo
- Membangun Gaya Hidup Sehat: Tips untuk Remaja Aktif
- Panduan Lengkap Backpacking ke Jepang untuk Pemula
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!