Rendang, hidangan asli Indonesia yang satu ini sudah sangat terkenal di seluruh pelosok negeri. Dimana ada rumah makan Padang, di situ pasti ada rendang. Bahkan rumah makan ataupun warung yang tidak berlabel “Padang”-pun, hidangan ini juga sering dijumpai.
Di dalam kehidupan berumah tangga, rendang merupakan hidangan istimewa. Bagaimana tidak, rasanya sangat lezat, proses pengolahannya butuh waktu dan tentunya kesabaran. Selain itu, harga bahan utamanya pun sering kali bikin kantong para ibu rumah tangga menjerit. Ya, harga daging dan cabai benar-benar membuatnya menjadi istimewa. Tapi demi keluarga tercinta, sekali-kali rendang ditampilkan diatas meja makan.
Selain daging dan cabai, santan juga menjadi salah satu bahan yang dominan. Tentunya tidak ketinggalan bumbu rempah-rempahnya. Kombinasi bahan dan bumbu tersebut membuat aroma hidangan ini menjadi harum. Rasanya….? Tentunya pedas (sesuai selera) dan bumbunya meresap sampai ke dalam daging.
Rendang dimasak dengan cara dipanaskan berulang-ulang hingga kering dan berwarna gelap. Kadangkala ada juga yang tidak sampai kering. Kalau yang masih agak basah disebut kalio.
Lamanya proses pembuatan akan berpengaruh terhadap daya tahannl. Hal ini disebabkan karena pada saat dipanaskan bumbu rempah tersebut memproduksi zat alami yang dapat membuatnya awet. Semakin lama proses memasak maka semakin lama pula rendang dapat disimpan (tentunya jika belum dihabiskan.., ya).
Kalio hanya bertahan beberapa hari saja, sedangkan jika dimasak perlahan-lahan dengan api kecil dalam waktu berjam-jam hingga kering, dapat bertahan hingga hampir 1 bulan. Wuihh..jadi ngiler..(Ded)
Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?
Ayo, bergabung sekarang! Gratis!