Home > Info > MenKopUKM Tegaskan Provinsi Lampung Punya Potensi untuk Jadi Penyangga Kebutuhan Pangan Nasional 

MenKopUKM Tegaskan Provinsi Lampung Punya Potensi untuk Jadi Penyangga Kebutuhan Pangan Nasional 

Kemenkop di Lampung

Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan bahwa Provinsi Lampung memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi penyangga kebutuhan pangan nasional. Pasalnya, Provinsi Lampung dikatakan memiliki beberapa komoditas unggulan seperti gula, kopi, nanas, udang, beras, pisang, coklat, jagung dan masih banyak lainnya.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, komoditas pangan unggulan yang dihasilkan dari Provinsi Lampung harus dioptimalkan untuk dikelola dengan baik melalui wadah koperasi. Dia yakin, di tangan koperasi Lampung, potensi daerah ini dapat dikelola menjadi produk turunan yang mampu menciptakan nilai tambah.

“Pak Presiden telah memerintahkan kami (para menteri) untuk perkuat sektor pangan. Nah, Lampung jadi salah satu Provinsi yang punya potensi sangat besar untuk jadi lumbung pangan nasional. Maka pemerintah fokus membangun infrastruktur juga di Lampung karena kita ingin Lampung jadi pusat pangan nasional. Apalagi Gubernur Lampung ini orang pertanian, jadi cocok dan momentum yang sangat baik,” ungkapnya dalam acara Pengarahan Model Bisnis Pengembangan Koperasi Sektor Pangan di Hotel Novotel, Bandarlampung, Rabu (8/9).

Banner Ruparupa Special Online

Advertisement

Baca juga:  Fenomena Flexing: Menelusuri Gaya Hidup dan Dampaknya di Era Digital

Teten menjelaskan bahwa Badan Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) telah memberikan peringatan bahwa dunia akan menghadapi ancaman krisis pangan di tahun mendatang. Hal ini menjadikan upaya percepatan pembangunan sektor pangan harus segera dilakukan agar Indonesia tidak masuk dalam fase krisis pangan tersebut. Dia berharap koperasi yang ada di Lampung dapat bergandengan tangan untuk mewujudkan misi pemerintah tersebut.

Menurut Teten, masalah utama yang dihadapi  koperasi di Lampung khususnya yang bergerak di sektor pertanian adalah skala usaha yang masih kecil. Akibatnya jumlah produksi yang dihasilkan tidak mampu mencapai skala industri. Oleh karena itu, dia meminta agar koperasi-koperasi yang bergerak di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan di wilayah Lampung dapat menyatu atau merger. Dengan cara ini maka hasil produksi akan terjamin baik dari sisi kuantitas, kualitas dan aspek keberlanjutan.

Baca juga:  Menparekraf Sandiaga Sambut Baik Kehadiran Buku "Ekosistem Kepariwisataan"

“Karena itu ini momentum untuk kerjasama membangun koperasi pangan yang besar di Lampung ini. Maka konsep korporatisasi petani melalui koperasi adalah jawaban bagaimana petani perorangan yang punya lahan sempit itu dikonsolidasi melalui koperasi agar produknya bisa masuk skala ekonomi,” ujar Teten.

Teten mencontohkan keberhasilan pengelolaan koperasi peternakan sapi terbesar di Selandia Baru bernama Fonterra yang memiliki sekitar 15 juta ekor sapi. Peternak yang merupakan anggota koperasi hanya fokus mengurus sapi dan menjaga produksi susu. Sedangkan tugas koperasi yang mengurus pengolahan produk dan pemasarannya atau sebagai offtaker. Cara kerja seperti ini harus bisa diterapkan pada koperasi – koperasi di Indonesia agar bisa mewujudkan ketahanan pangan.

Baca juga:  Mengapa Kita Harus Cukup Istirahat?

“Saat ini di banyak negara seperti di Belanda, Eropa dan Amerika yang mengelola sektor pangan bukan lagi korporasi tapi koperasi, jadi saya berharap di Lampung ini bisa lahir koperasi modern seperti itu,” tuturnya lagi.(Rls/Kop/Pem)

Siap menerima info dan artikel menarik langsung di email Anda?

Ayo, bergabung sekarang! Gratis!

RajaBackLink.com

Advertisement

Banner Rupa Rupa

Advertisement

Leave a Reply

-Untuk kerjasama promosi, publikasi kegiatan, content placement, media partner, sponsored article, dan penayangan banner, silahkan hubungi e-mail: admin@liburasik.com-